Oleh
Ari Sindu Pramono, S.Pd
Guru BK SMK N 1 Sumber
Berbicara mengenai pendidikan di sekolah maka tidak dapat dilepaskan dengan persoalan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kegiatan belajar mengajar merupakan terjadinya interaksi antara guru dengan siswa dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran (Suryosubroto, 2009 : 30). Komponen inti dalam kegiatan belajar mengajar adalah guru dan peserta didik. Proses belajar mengajar dapat terlaksana apabila kedua komponen tersebut ada. Jika salah satu komponen tidak hadir maka proses belajar mengajar tersebut tidak akan terjadi. Sehingga proses transfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik tidak dapat dilakukan. Proses belajar mengajar sangat diperlukan interaksi secara langsung (direct) antara guru dan peserta didik (face to face). Karena terjadi pandemi maka kegiatan belajar mengajar pun harus tetap berjalan dengan berbagai inovasi selama proses pembelajaran meski berinteraksi secara tidak langsung (indirect).
Proses transfer ilmu sendiri saat ini juga telah mengalami transformasi yang cukup besar. Semenjak adanya wabah pandemi covid 19 yang muncul pada bulan Januari 2020 lalu di Wuhan China dan merambah di Indonesia pada bulan Maret 2020, telah merubah secara drastis sistem pendidikan yang ada di Indoesia. Kegiatan belajar mengajar yang dulu mengharuskan adanya pertemuan secara langsung antara guru dan siswa kini menjadi berbeda. Peserta didik tidak lagi diwajibkan datang ke sekolah dan kegiatan transfer ilmu berlangsung secara daring. Melalui pembelajaran secara daring, guru melakukan berbagai inovasi dalam kegiatan belajar mengajar supaya peserta didik tetap melaksanakan dengan semangat.
Guru mulai meningkatkan kinerjanya sebagai tenaga pendidik melalui daring dengan berinovasi yang dapat menarik peserta didik agar tetap bersemangat selama kegiatan belajar mengajar secara kontinu. Dan kegiatan belajar mengajar sistem daring ternyata membawa dampak tersendiri bagi guru dan peserta didik.
Dari sisi guru sebagai tenaga pendidik, sistem mengajar daring memberikan tantangan yang cukup menarik. Selain guru berinovasi, guru dituntut untuk menguasai sejumlah penggunaan platfom daring yang dapat memudahkan mereka dalam melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan dituntut untuk menguasai pemanfaatan media lain untuk membuat media pembelajaran yang dapat diakses dan dimanfaatkan dengan mudah oleh siswa dalam platform PJJ yang digunakan. Dari sisi lain tantangan ini ternyata menjadi beban tersendiri bagi guru-guru yang kurang mampu menguasai penggunaan IT. Mereka harus bekerja keras mengorbankan waktu, tenaga dan bahkan kesehatan agar bisa mengikuti berbagai macam pelatihan demi meningkatkan keterampilan yang mereka miliki. Semua itu dilakukan agar proses transfer ilmu tetap dapat berjalan dan memberikan manfaat bagi peserta didik. Jadi tidak hanya guru yang harus bekerja keras, namun peserta didik pun juga bekerja keras agar selalu dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar melalui daring sehingga tidak ketinggalan pelajaran yang disampaikan oleh guru ssedemikian rupa (semenarik mungkin).
Dari sisi peserta didik, sistem belajar daring juga memberikan dampak tersendiri. Peserta didik yang awalnya lebih banyak menggunakan Handphone sebagai alat komunikasi, bermain game dan bersosial media. Dengan adanya sistem pembelajaran daring, mau tidak mau mereka juga harus memanfaatkannya sebagai media dan sarana belajar. Mulai dari memanfaatkannya sebagai sarana mengikuti kegiatan belajar mengajar hingga mengumpulkan informasi untuk menyelesaikan sebuah tugas. Dan berbicara mengenai tugas dalam pembelajaran daring ternyata memberikan dampak yang cukup memprihatinkan bagi peserta didik. Banyak peserta didik yang tertekan dengan tugas yang diberikan dimasa pandemi sampai ada kejadian peserta didik melakukan bunuh diri karena banyaknya tugas selama PJJ. Hal tersebut tentunya tidak diharapkan terjadi pada peserta didik. Dan terlepas dari berbagai macam dampak yang timbul karena pembelajaran daring, yang terpenting saat ini adalah bagaimana menerima dan mengikhlaskan keadaan yang telah terjadi.
Untuk menyikapi berbagai keadaan dipandemi ini, guru selalu berinovasi semenarik mungkin dan yang sesuai agar peserta didik mengikuti dengan senang hati. Menyikapi kegiatan belajar mengajar dimasa pandemi, sebagai pendidik tetap memberikan materi, memberikan tugas, memberikan ulangan harian, memberikan soal PTS dan PAS melalui platform yang disediakan dengan inovasi pembelajaran yang dibuat. Sedangkan bagi peserta didik adalah dengan tetap menjalankan tugas belajarnya yaitu mengikuti kegiatan PJJ, mengerjakan tugas, mengikuti ulangan harian, mengikuti PTS, dan mengikuti PAS. Terlepas dari betapa sibuknya bapak /ibu guru menyikapi pandemi yang terjadi sehingga guru menyiapkan dan melaksanakana segalanya. Mengambil sisi positif dari kejadian yang telah terjadi adalah jalan yang terbaik untuk menjalani kegiatan belajar dan mengajar dimasa pandemi ini. Paling tidak hal tersebut bisa menjaga kesehatan kita untuk terhindar dari penyebaran virus covid -19, dan kita tetap bisa menjalankan keseharian kita dengan baik meski banyak terjadi kendala. Bapak/ibu guru masih tetap bisa mengajar untuk memberikan transfer ilmu kepada peserta didik, dan peserta didik masih memperoleh transfer ilmu yang diberikan oleh bapak/ibu guru pendidik.
Sebagai penutup saya teringat dengan sebuah kata-kata bijak Aid AL Qarni penulis buku la tahzan dan berbahagialah. Dalam bukunya yang berjudul “berbahagialah” Beliau berkata “sesuatu yang telah terjadi itu sesuatu yang mati, dan sesuatu yang mati itu tidak akan bisa kembali. Terimalah apa yang menjadi takdirmu, dan lakukanlah hal yang terbaik untuk saat ini, bukan besok atau nanti”. Pandemi ini telah terjadi, dan kita tidak akan pernah mampu untuk memutar waktu yang telah berputar Jadi mari kita terima dan nikmati keadaan yang terjadi dengan tetap melakukan yang terbaik. Untuk bapak/ibu guru tetap memberikan yang terbaik bagi peserta didik kita, dan bagi peserta didik tetap belajarlah dengan cara yang terbaik. Semoga pandemi ini segera berkahir dan kita bisa menjalani kehidupan kita seperti dulu lagi dengan kegiatan belajar mengajar yang lebih menyenangkan.