PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA

Oleh : Ima Irnawati, S.Pd.

SMK Negeri 1 Sumber, Rembang Jawa Tengah

Membaca merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar. Nurhadi (2008: 13) menyatakan bahwa arti membaca adalah proses yang sangat kompleks dan melibatkan banyak faktor. Misalnya, melibatkan faktor internal dan faktor eksternal si pembaca itu sendiri. Faktor yang memiliki faktor internal terdiri dari minat, intelegensi, bakat, tujuan membaca dan motivasi. Menurut Yunus (2012), yang mengartikan bahwa membaca adalah aktivitas membaca agar dapat memperoleh informasi yang disampaikan di dalam bahan bacaan. Farida Rahim, berpendapat kegiatan membaca buku termasuk keterampilan dasar. Dimana di dalam keterampilan dasar membaca ini terdiri tiga dasar yaitu reording (mengasosiakan bunyi sesuai dengan sistem tulisan), decoding (Proses penerjemahan kata-kata yang dibaca) dan meaning (memahami kata secara interpretatif, evaluatif dan kreatif). Kegiatan membaca bagi siswa tidak hanya dilakukan pada saat pembelajaran di kelas saja melainkan dapat dilakukan di perpustakaan sekolah pada waktu luang. Kegiatan membaca juga dapat dilakukan di rumah dengan arahan dari orang tua. Membiasakan kegiatan membaca pada siswa tentu tidak mudah, agar siswa terbiasa melakukan kegiatan membaca maka dibutuhkan minat membaca.

Menyadari pentingnya minat membaca bagi siswa, sekolah-sekolah berusaha meningkatkan minat membaca siswa melalui berbagai kegiatan seperti disediakannya perpustakaan sekolah, mengadakan program yang berkaitan dengan membaca, memperbanyak buku-buku pengetahuan dan juga buku cerita dengan tujuan untuk merangsang siswa senang membaca. Kenyataannnya Indonesia menjadi salah satu negara berkembang dengan minat baca masyarakatnya yang masih rendah. Prasetyono (2008: 21) menyatakan bahwa rendahnya minat membaca pada anak disebabkan oleh beberapa hal, seperti judul dan isi buku yang kurang menarik, harga buku mahal, sehingga bagi mereka yang berpenghasilan pas-pasan tidak mampu membeli buku untuk memenuhi kebutuhan membaca.

            Rendahnya minat membaca siswa disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Temuan tersebut sesuai dengan pendapat Prasetyono (2008: 29) yang mengemukakan bahwa rendahnya minat membaca pada siswa disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor internal dan faktor eksternal siswa. Faktor internal adalah faktor penyebab rendahnya minat membaca siswa yang berasal dari dalam diri siswa, sedangkan faktor eksternal adalah faktor penyebab rendahnya minat membaca siswa yang yang berasal dar luar diri siswa.

Faktor internal penyebab rendahnya minat membaca siswa salah satunya kemampuan membaca siswa dan kurangnya kebiasaan membaca. Kemampuan membaca siswa meliputi kelancaran membaca siswa dan kesulitan dalam memahami makna yang terkandung dalam bacaan. Kurangnya kebiasaan membaca siswa terdiri dari tidak meluangkan waktu untuk membaca, membaca atas perintah orang lain, jarang mengunjungi perpustakaan untuk membaca buku, dan belum memiliki insiatif untuk mencari bahan bacaan yang dibutuhkan.

Faktor eksternal penyebab rendahnya minat membaca siswa adalah lingkungan sekolah, perpustakaan, buku/bahan bacaan, keluarga, dan pengaruh televisi serta teknologi. Faktor lingkungan sekolah terdiri dari budaya membaca di lingkungan sekolah masih rendah, program literasi belum berjalan maksimal, kurangnya slogan membaca di lingkungan sekolah, mading sekolah jarang diperbarui, dan sekolah tidak memiliki tempat khusus untuk membaca selain di perpustakaan. Faktor perpustakaan yang meliputi kondisi perpustakaan, pelayanan perpustakaan kurang maksimal, koleksi buku di perpustakaan kurang lengkap, tata ruang perpustakaan kurang rapi, dan siswa tidak memiliki kartu anggota perpustakaan. Faktor buku/bahan bacaan yang meliputi ketersediaan buku/bahan bacaan yang dibutuhkan siswa dan menarik minat siswa masih kurang, keterbatasan akses dan sarana memperoleh buku/bahan bacaan, kemampuan siswa dalam membeli buku/bahan bacaan masih rendah dan siswa tidak memiliki koleksi buku/bahan bacaan. Faktor guru yaitu pembelajaran yang diterapkan dominan mengerjakan soal dan jarang memanfaatkan perpustakaan untuk pembelajaran. Faktor keluarga terdiri dari budaya membaca di lingkungan keluarga masih rendah dan pengaruh televisi dan teknologi terdiri dari intensitas siswa dalam menonton televisi dan penggunaan handphone untuk bermain games. Siswa yang mempunyai minat membaca yang kuat akan terlihat pada kesediannya dalam meluangkan waktu untuk sering melakukan aktivitas membaca. Siswa yang dalam dirinya belum mempunyai minat membaca yang kuat maka membaca tidak akan menjadi suatu kegiatan yang penting untuk dilakukan. 

Membaca terbukti ampuh dalam meningkatkan kualitas SDM, pemerintah melalui program pendidikannya telah melatih siswanya agar memiliki kemampuan membaca sejak kecil. Sehingga ketika dewasa nanti, tidak ada lagi yang mengalami buta huruf. Cendekiawan-cendekiawan bangsa juga terlahir dari lingkungan pendidikan yang didalamnya tidak terlepas dari baca membaca. Para pakar melalui penelitiannya juga mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat literasi sebuah bangsa, akan semakin tinggi pula tingkat peradaban suatu bangsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *